Anda pernah ayau bahkan sering merasakan detak jantung Anda tak
teratur? Jika iya, sebaiknya Anda perlu waspada karena detak jantung
yang tidak teratur atau "atrial fibrillation" (fibrilasi atrium)
merupakan salah satu faktor risiko stroke.
Gejala ini belum banyak diketahui masyarakat di Indonesia. Padahal risikonya lebih besar daripada faktor risiko yang lain.
"Fibrilasi atrium merupakan salah satu faktor risiko utama stroke
iskemik dan individu yang penderitanya memiliki risiko stroke lima kali
lipat dibandingkan dengan populasi umum," kata Dr.dr. Yoga Yuniadi,
SpJP(K) dalam media briefing memperingati Hari Stroke Sedunia di
Jakarta, pekan lalu.
Terdapat lima faktor risiko stroke utama yang dapat dikelola untuk
mencegah stroke yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi), kebiasaan
merokok, kurangnya aktivitas fisik, diabetes dan fibrilasi atrium.
Stroke atau sering disebut penyakit jantung merupakan penyebab
kematian tertinggi untuk kategori penyakit tidak menular dimana
diperkirakan satu orang di dunia meninggal tiap enam detik karena stroke
atau hampir enam juta orang pertahunnya.
Selain angka kematian yang tinggi, penderita stroke yang selamat
kemudian menderita cacat fisik yang tidak hanya menurunkan kualitas
hidup mereka, melainkan juga kehidupan keluarga dan orang-orang di
sekelilingnya. Begitu juga implikasi ekonomi yang disebabkan para
penderita tidak dapat menjadi produktif sepenuhnya.
Sementara itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai detak jantung yang
tidak teratur itu karena jika terkena stroke, dampaknya biasanya lebih
parah dibandingkan dengan faktor risiko yang lainnya.
"Serangan stroke yang terkait dengan fibrilasi atrium ini umumnya
lebih berat, dampaknya lebih buruk dan perawatannya lebih lama
dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki fibrilasi atrium," ujar
Yoga
0 komentar
Post a Comment
Silahkan isi komentar disini